welcome to my blog ! fun by share in science.

It's never words that late to learn. all science is good if used for better and benefit of mankind.
Loving the forest means save humanity from a disaster and destruction.
Let's rise our hands to support the earth.

Selasa, 27 Maret 2012

screen shoot

Pernahkah anda membaca di buku atau di internet yang membahas tentang panduan pengoperasian program komputer, pada panduan tersebut dilengkapi dengan gambar atau foto tampilan aplikasi yang sedang aktif di komputer?. ya. Gambar atau foto aplikasi yang sedang aktif atau terbuka pada komputer tersebut dikenal dengan sebutan screenshot atau screen capture atau juga screen cap, tapi orang indonesia sering menyebut screenshot. Bagaimana kah cara membuaf screenshot ? Apakah harus memfoto layar monitor dengan kamera khusus ? Bisa saja tetapi cara tersebut hasilnya kurang bagus.
Ada dua cara membuat screen shoot yakni, dengan cara manual, dan dengan cara menggunakan software. Agar lebih mudah tanpa menginstal dan tidak menambah beban hardisk, akan saya jelaskan cara manual.
Cara manualnya adalah dengan menekan tombol PRINT SCREEN pada keyboard anda (kadang tertulis prt sc). Tekan tombol Print Screen pada keyboard, kemudian buka aplikasi pengolah gambar misalnya PAINT lalu paste atau bisa juga langsung di paste di dokumen world anda. kemudian klik pada menu Edit PAste.

selamat mencoba, semoga bermanfaat. Senangnya berbagi. (^ _^)

Minggu, 04 Desember 2011

Problem perhitungan Penyusutan ketinggian sampel semen pada cetakan kubus

Menghitung nilai Compressive strength semen sumur migas. Perhitungan Koreksi nilai Pembebanan Maximum untuk perubahan bentuk kubus akibat penyusutan atau pemotongan salah satu sisi sampel sehingga merubah Luas Permukaan Sampel. Dimana pada sampel semen sumur migas unruk Compressive strengthnya Pressure (pembebanan) berasal dari arah horizontal (Tekanan Formasi).

Misal:

Kubus I :

Size : PxLxt =  2”x2”x2”

A = 2”x2” = 4 in2

Pmax = 10 lb

Maka   CS =  Pmax/A
                       
            CS = 10 lb/4 in2 = 2.5 Psi

Kubus II :

Ukurannya 2 kali lipat besarnya dari kubus I sehingga
Size : PxLxt = 4”x4”x4”
A = 4”x4” = 16 in2
Berapa nilai Pembebanan maksimumnya (Pmax) kubus II ?

Jawab:
Idealnya untuk sampel Kubus berapapun ukuran nya jika memiliki komposisi yang sama dan homogen maka akan memiliki nilai Compressive Strength yang sama pula. Sehingga kita anggap CS Kubus I dan Kubus II = 2.5 Psi. Artinya kuat tekan tiap in2 nya sama untuk sampel kubus dengan komposisi yang sama dan homogen. Sehingga :

CS = Pmax/A

Pmax = CS x A = 2.5 lb/in2 x 16 in2 = 40 lb

CS = Pmax/A = 40 lb / 16 in2 = 2.5 Psi

Jika Kubus I mengalami pemotongan pada salah satu sisinya menjadi Kubus I’ dengan ukuran:
Size : PxLxt = 2” x 1.48” x2” sehingga:
A1 = 2” x 1.48” = 2.96 in2
Maka berarti kubus I mengalami pengurangan panjang salah satu sisi nya sebesar L’% ? dihitung dengan rumus:
 


Sehingga Luas permukaannya berkurang sebesar:




Untuk kubus I’ nilai CS nya sama dengan nilai CS kubus I dan II  = 2.5 Psi

Sehingga nilai Pmax nya dapat dihitung:

Pmax = CSxA = 2.5 x 2.96 = 7.4 lb

Maka nilai presentase pengurangan nilai Pembebanan maksimum antara Kubus I dengan Kubus I’ adalah sebesar :
 
Dengan demikian dapat disimpulkan antara Presentase pemotongan/penyusutan salah satu sisi sampel kubus dengan Presentase pengurangan Luas permukaan dan Presentase pengurangan Pembebanan maksimum sampel dapat dikatakan memiliki presentase yang sama besar. Sehingga dapat digunakan untuk menghitung nilai koreksi terhadap sampel kubus dengan syarat memiliki komposisi yang sama dan homogen serta tinggi  sampel yang sama sehingga hanya luas permukaan yang mendapat pembebanan vertikal saja yang beda.

Contoh kasus:
Misalkan pengujian menggunakan cetakan kubus 2” tetapi setelah mengalami penyusutan/pemotongan salah satu sisinya menjadi 1.48” diketahui P max1 ( kubus yang mengalami pemotongan sisi) = 7.4 lb. Berapakah nilai CS yang sebenarnya ( jika sampel berbentuk kubus 2” tanpa penyusutan/pemotongan)?
Jawab:
Diketahui : Size sampel : PxLxt = 2”x1.48x2”
Maka persentase penyusutan/pemotongan salah satu sisinya:  
 
 

Pmax1 = 7.4 lb
Pmaxo = x lb
L’% =A’%= Pmax’% = 26 %

Ditanya CS?


 


100X – 26X = 740

X = 740/74 = 10 lb

Maka Pmax untuk kondisi tanpa penyusutan adalah Pmaxo = 10 lb sehingga CS kubus 2" tanpa penyusutan/pemotongan dapat di hitung dengan rumus CS = Pmax/A
A= 2"x2" = 4 in2

CS = Pmaxo /A

CS = 10 lb / 4 in2 = 2.5 Psi
 
Lalu jika kita tetap menggunakan Luas Permukaan sampel sebenarnya yaitu 1.48x2 = 2.96 in2 dengan Pmax = 7.4 lb maka :
CS = Pmax/ A
CS = 7.4/2.96 = 2.5 Psi

Lalu pada contoh kasus jika kita tetap menggunakan Luas Permukaan sampel sebenarnya yaitu 1.48x2 = 2.96 in2 dengan Pmax = 7.4 lb maka :
CS = Pmax/ A
CS = 7.4/2.96 = 2.5 Psi
Sehingga pada suatu sampel mortar semen dengan komposisi yang homogen (komposisi yang sama) dan ketinggian yang sama maka nilai CS nya juga sama. sehingga jika luas permukaannya yang berbeda maka Pembebanan maksimumnya saja yang berbeda tetapi nilai CS nya sama.

Sehingga antara sampel Kubus dengan sampel yang luas permukaannya berbeda tetapi sama tingginya dengan sampel kubus bisa kita perbandingkan.


Minggu, 18 September 2011

Analisa Kerusakan Drill Pipe

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………...............................ii
ABSTRAK…………………………………………………………................iii
KATA PENGANTAR……………………………………………..................iv
DAFTAR ISI………………………………………………………..................v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………...............vii
BAB I                  PENDAHULUAN
      1.1       Latar Belakang…………………………………………………….1
      1.2       Tujuan Penulisan………………………………………..................1
      1.3       Batasan Masalah…………………………………………………...2
1.4       Sistematika Penulisan……………………………………………...2
BAB II     TEORI DASAR
2.1       Rotating System (Sistem Pemutar)………………………………..3
2.2       Drill Pipe…………………………………………………………..7
2.2.1    Tool joint (Alat penyambung drill pipe)…………………..7
2.2.2    Spesifikasi drill pipe……………………………………….9
2.2.3    Tanda spesifikasi drill pipe………………………………10
BAB III   ANALISA KERUSAKAN DRILL PIPE
3.1       Macam – Macam Kerusakan Drill Pipe………………………….12
3.1.1    Rusak karena putaran kritis………………………………12
3.1.2    Pipa collapse saat drillstem test…………………………..13
3.1.3    Patah karena tarikan……………………………………...13
3.1.4    Patah karena kelelahan (fatique failure)………………….13
1. Pure fatique……………………………........................15
2. Natch fatique…………………………………………..16
3. Corrosion fatique………………………………………17
3.2       Limitasi Operasi dan Perencanaan……………………………….21
3.3       Inspeksi Dan Klasifikasi Drill Pipe………………………………30
BAB IV    CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1       Contoh Kasus Perhitungan ……………………............................33
4.1.1    Patah karena kelelahan…………………………………...33
4.1.2    Patah karena beban tarik…………………........................33
4.1.3    Tinjauan terhadap tekanan collapse……………………...35
4.1.4    Perkiraan kecepatan kritis………………………………..36
            4.2       Pembahasan Kasus……………………………………………….37
4.2.1    Patah karena kelelahan…………………………………...37
4.2.2    Patah karena beban tarik…………………........................37
4.2.3    Tinjauan terhadap tekanan collapse……………………...37
4.2.4    Perkiraan kecepatan kritis………………………………..37
BAB V     KESIMPULAN…………………………………………………..39
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..41
LAMPIRAN